Panca Mulia – Salah satu gotong-royong yang masih melekat dikalangan masyarakat eks Transmigran saat ini adalah tradisi rewang ketika ada warga atau tetangga sedang menggelar hajatan. Biasanya hajatan besar yang digelar berupa pernikahan atau sunatan. Salah satunya di Kampung Panca Mulia Kec. Banjar Baru Kab. Tulang Bawang.
Kampung yang berada di sisi utara wilayah Kecamatan Banjar Baru Kab. Tulang Bawang itu hampir 50 persen dihuni oleh warga transmigran dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sehingga tradisi rewang masih sangat kental di kawasan tersebut.
”Rewang itu tradisi masyarakat sebagai salah satu cara membantu keluarga atau tetangga yang sedang mengadakan kenduri, pesta pernikahan, sunatan maupan perhelatan pesta adat lain dan harus membutuhkan bantuan tenaga untuk mengurus segala macam keperluan acara, terutama konsumsi dan juga jalannya acara, ”ungkap Bandi, salah satu tokoh masyarakat Kampung Panca Mulia, Minggu (23/02) siang.
Meski terbilang sudah kuno ditengah perkembangan mudahnya mencari jasa katering dan juga wedding organization kegiatan rewang ini sebuah bentuk atau cerminan tradisi gotong-royong dan saling merasa memiliki, satu orang menggelar hajatan diibaratkan satu kampung yang merasakan.
”Ini tradisi kita, meski sudah berpuluh-puluh tahun di Lampung setiap ada warga yang hajatan rewang dan sinoman ini pasti ada,” tambahnya.
Rewang yang biasanya disandingkan dengan sinom atau disebut nyinom diartikan sebagai cara membantu menyumbangkan tenaga dan kebutuhan hajatan semampunya bagi tetangga untuk urusan memasak dan menyiapkan pesta adat atau jamuan makan pernikahan.
Gambar : Sinoman Putra Dwi Mulia
Untuk diketahui 'Sinoman' sebenarnya merupakan salah satu bentuk dari budaya Jawa yang sangat mendasar yakni gotong-royong. Pengertian dari “Sinoman” itu sendiri yaitu Sebuah kegiatan yang dilakukan para kaum muda untuk membantu tetangganya yang sedang mengadakan hajatan atau syukuran pernikahan, sunatan , ataupun kematian . Dalam hal melayani tamu, seperti mengantarkan makanan dan minuman (seni melayani tamu). Jelasnya.
Gambar : Sinoman Putri Dwi Mulia
Lebih Lanjut Bandi mengatakan Sinoman Dwi Mulia Kampung Panca Mulia ini terbentuk dengan tujuan meringankan beban orang lain yang mempunyai hajatan. Misalnya, mempersiapkan peralatan untuk keperluan pesta (biasanya pada pesta pernikahan atau sunatan yang membutuhkan banyak bantuan) Selain itu, mewujudkan suatu bentuk gotong royong atau sebuah kebersamaan bagi warga masyarakat di daerah tersebut.
Ini merupakan kegiatan Perdana Sinoman Dwi Mulia Kampung Panca Mulia di Resepsi Pernikahan Anita dan Zaenal putri dari Gunawan dan Wartini, Minggu (23/02/2020). terangnya.
Gambar : Sinoman Saat Menyambut Calon Pengantin Pria
Diakhir perbincangan Bandi mengatakan banyak makna dan pelajaran di balik ‘rewang’ dan ‘nyinom’. Tak hanya menunjukkan betapa kuatnya ikatan kekeluargaan, para tetangga juga menunjukkan bagaimana semestinya gotong-royong dirawat sebagai bagian budaya bangsa. Dalam kesederhanaan, mereka meninggalkan pekerjaan di kebun untuk meluangkan hari mereka untuk bersilaturahmi dan berbagi.
”Tak hanya merawat gotong royong, para tetangga ini pun mengajarkan bentuk toleransi yang paling hakiki dan tak sebatas teori. Karena saat rewang tak ada lagi sekat antara orang berada dan tidak punya bahkan agama apa yang mereka anut,” pungkasnya.